Destinasi Wisata di Sekitar Gerbang Barat Ancol
Dufan adalah taman hiburan terbesar di Indonesia yang menawarkan berbagai wahana seru dan atraksi menarik. Dari roller coaster yang mendebarkan hingga wahana air yang menyegarkan, Dufan memiliki sesuatu untuk semua orang. Jangan lewatkan untuk mengunjungi Dufan saat berada di Gerbang Barat Ancol.
Sea World Ancol adalah destinasi wisata yang sempurna untuk penggemar kehidupan laut. Di sini, Anda dapat menjelajahi dunia bawah laut yang menakjubkan dan menyaksikan berbagai jenis hewan laut yang indah. Selain itu, Anda dapat melihat ikan-ikan eksotis, hiu, dan banyak spesies lainnya dalam akuarium yang besar.
Destinasi wisata satu ini menawarkan sensasi liburan seru dan menyenangkan dengan muatan edukasi di dalamnya. Dengan nuansa konservasi, pengunjung juga akan diajak menikmati beragam aksi satwa yang menghibur.
Adapun beberapa wahana yang tersedia antara lain adalah Mola-Mola, Istana Pinguin, Karausel, Cinema 5D, Ubur-Ubur, Laga Logon, serta Kids Playground.
Atlantis Ancol adalah surga bagi pecinta air. Taman ini adalah taman air terbesar di Indonesia dan menawarkan berbagai wahana air yang menghibur. Mulai dari seluncuran air yang menegangkan hingga kolam renang ombak buatan yang besar, Atlantis Ancol memastikan bahwa Anda akan memiliki waktu yang tak terlupakan bersama keluarga dan teman.
Jakarta Bird Land adalah taman burung yang menampilkan berbagai jenis burung eksotis dari seluruh dunia. Pengunjung bisa berinteraksi dengan burung-burung tersebut dan menikmati keindahan alam yang asri.
Ecopark Ancol adalah taman hijau yang luas dengan berbagai fasilitas rekreasi dan edukasi. Taman ini cocok untuk piknik, bersepeda, dan menikmati udara segar. Ecopark juga menawarkan berbagai program edukasi lingkungan yang menarik bagi anak-anak.
Faunaland Ancol adalah taman satwa yang menampilkan berbagai jenis satwa dari berbagai belahan dunia. Dari harimau putih hingga burung eksotis, Faunaland Ancol menawarkan pengalaman unik berinteraksi dengan satwa-satwa tersebut.
Biaya masuk dan tiket untuk Taman Impian Jaya Ancol 2024:
Biaya akses masuk per orang ke Ancol ditetapkan sebesar Rp 30.000, sementara tarif parkir mobil juga sama, yaitu Rp 30.000. Untuk motor, biaya parkirnya adalah Rp 20.000.
Selain itu, Ancol menawarkan berbagai atraksi menarik seperti Dufan, Sea World, Atlantis, Samudra Ancol, dan Jakarta Bird Land dengan tarif tiket sebagai berikut:
Promo Paket Berempat Samudra Ancol
Tips Mengunjungi Gerbang Barat Ancol
Promo Paket Berlima Dufan
Tentang HUT ke-497 Jakarta Tahun 2024
Sebagai informasi, Jakarta akan memperingati ulang tahun yang ke-497 tahun ini pada Sabtu, 22 Juni 2024. Dalam rangka memperingati HUT ke-497 Jakarta, Pemprov DKI mengusung tema 'Jakarta Kota Global Berjuta Pesona'.
Dengan tema tersebut, Pemprov DKI menyampaikan bahwa peringatan HUT ke-497 Jakarta tahun ini adalah menandakan peralihan status Jakarta sebagai ibu kota negara menuju arah pembangunan baru Jakarta menjadi kota global.
Sehubungan dengan peringatan tersebut, Pemprov DKI telah dan sedang menyelenggarakan berbagai kegiatan dan acara. Salah satunya dengan adanya promo tiket gratis masuk Ancol Taman Impian selama periode 1-21 Juni 2024.
Ancol adalah salah satu kelurahan yang berada di kecamatan Pademangan, kota Jakarta Utara, provinsi DKI Jakarta, Indonesia, dengan luas wilayah 377 km2. Kelurahan ini berbatasan dengan Laut Jawa di sebelah utara, pantai Laut Jawa di sebelah timur, Pelabuhan Sunda Kelapa di sebelah barat, dan Sungai Tiram di sebelah selatan.
Nama Ancol merujuk pada sebuah kali yang terletak sekitar 3 km di timur Pelabuhan Sunda Kelapa dan daerah yang mengelilinginya. Mulut Kali Ancol terletak pada daerah yang kini menjadi Putri Duyung Cottage. Daerah yang mengelilingi kali Ancol dulunya adalah dataran rendah pantai yang berisi air payau, hutan mangrove dan rawa-rawa.
Ada juga yang menyebutkan bahwasanya nama Ancol merupakan bunyi dari suatu benda kecil jatuh ke air yang menimbulkan suara dan gemercik kecil bersuara Anclom dan lambat laun menjadi Ancol.
Sebutan Ancol pertama kali muncul dalam naskah Carita Parahyangan (Koropak 406), sebuah lembaran lontar berbahasa Sunda Kuno yang ditulis pada abad ke-16. Lembaran ini bercerita tentang upaya Kesultanan Banten, Kesultanan Cirebon, dan Kesultanan Demak menyerang Sunda Kelapa. Daerah Ancol disebut sebagai salah satu daerah strategis untuk menyerang Sunda Kelapa:
…Disilihan inya ku prebu Surawisésa, inya nu surup ka padarén, kasuran, kadiran, kuwanén. Prangrang lima welas kali hanteu éléh, ngalakukeun bala sariwu. Prangrang ka Kalapa deung Aria burah. Prangrang ka Tanjung. Prangrang ka Ancol kiyi….
Ketika Imperium Portugis tiba pada akhir abad ke-16, Kerajaan Sunda Pakuan Pajajaran yang beragama Hindu menerima kedatangan mereka dan berharap bahwa orang Portugis akan melindungi mereka dari serangan Kesultanan Banten, Demak, dan Cirebon, yang beragama Islam. Persekutuan dengan orang Portugis tersebut terjadi, tetapi ketiga kesultanan tersebut yang berada di bawah kepemimpinan Fatahillah berhasil mengalahkan kerajaan Pakuan Pajajaran dan Imperium Portugis dengan cara menyerang pelabuhan ini dari daerah timur pantai Ancol. Sunda Kalapa kemudian diganti namanya menjadi Jayakarta.
Kemudian di akhir abad ke-17, pemimpin Jayakarta dikalahkan oleh Belanda. Kota ini kemudian sama sekali dihilangkan dan sebuah kota berbenteng baru, Batavia, didirikan di pesisir timur Kali Ciliwung. Untuk mengendalikan perairan Batavia, sejumlah kanal didirikan yang menghubungkan kanal Batavia dengan kali-kali di dekatnya, yaitu Muara Angke dan Kali Ancol. Kanal yang menghubungkan Batavia dengan Ancol dinamakan Antjolschevaart (bahasa Indonesia: Kanal Ancol) dan sudah ada pada tahun 1650.[2] Beberapa benteng dan pertahanan lainnya kemudian didirikan untuk melindungi kanal-kanal tersebut, misalnya sconce (semacam tanggul tinggi) yang disebut Zouteland (bahasa Indonesia: "air payau") oleh orang Belanda. Sconce ini melindungi titik pertemuan Kanal Ancol dengan Kali Ancol.[3] Pada abad ke-18, sconce ini dikembangkan menjadi sebuah benteng yang dinamai Fort Ancol. Pada akhir abad ke-18, terdapat dua benteng yang melindungi muara Kali Ancol: Slingerland di bagian timur dan Zeelucht di bagian barat.[4]
Pada abad yang sama, di daerah ini pula, Gubernur-Jendral Jeremias van Riemsdijk (menjabat 1775) sempat membangun resor pantai liburan berbentuk vila pantai. Ia juga mereklamasi daerah sekitar vila pantainya dari rawa-rawa menjadi tanah produktif dan membangun areal pertanian. Gubernur-Jendral Adriaan Valckenier kemudian mengikuti juga membangun resor di sini.[5] Resor-resor tersebut, yang terletak di pinggir timur Kali Ancol, dinamakan Slingerland atau Sanggerlang (kini menjadi daerah pemukiman di Ancol). Slingerland pernah menjadi daerah yang populer untuk liburan kaum elit Belanda. Sebuah kuil Tionghoa, Vihara Bahtera Bakti, yang dibangun pada tahun 1650, adalah salah satu bangunan yang pertama kali dibangun di Ancol.
Pada masa pemerintahan Gubernur-Jendral Herman Willem Daendels (1808–1811), daerah Batavia Lama (bahasa Belanda: Oud Batavia) kemudian ditinggalkan secara bertahap dan dipindahkan ke Weltevreden (kini Lapangan Banteng). Semua bangunan di Batavia Lama, termasuk Kastel Batavia dan resor-resor Gubernur-Jendral sebelumnya, dihancurkan dan ditinggalkan. Setelah itu, daerah Ancol menjadi terpuruk dan ditinggalkan.[6]
Pembangunan pelabuhan baru di Tanjung Priok pada akhir abad ke-19 menyebabkan Kanal Ancol yang pada waktu itu berumur 200 tahun diperpanjang hingga menjangkau Tanjung Priok. Jalur kereta api juga didirikan sepanjang Kanal Ancol yang menghubungkan Stasiun N.I.S Batavia dengan Stasiun Tanjung Priok.[7] Meskipun ada infrastruktur baru seperti itu, daerah Ancol tetap kosong dan tidak dihuni.
Pada masa penjajahan Jepang, daerah rawa Ancol digunakan sebagai tempat eksekusi dan pekuburan orang-orang yang menolak tentara Jepang, terutama orang Belanda. Korban-korban ini kemudian dikubur ulang di pekuburan baru di pantai Ancol, Kuburan Ancol (Ereveld Ancol), yang dibuka pada 14 September, 1946. Kuburan tersebut mengandung lebih dari 2.000 korban eksekusi pada masa pendudukan Jepang. Banyak dari mereka yang tidak diketahui identitasnya. Akibat dekat dengan pantai, kuburan ini terancam tenggelam.[8]
Selain pekuburan, daerah Ancol tetap tidak dihuni selama pascaperang hingga tahun 1960an. Daerah ini sempat menjadi hutan monyet dengan genus Macacus. Orang-orang menyebutnya "monyet Ancol" dan mereka menghuni daerah yang kini berada di rel kereta ujung Jalan Gunung Sahari, seberang gerbang Taman Impian Jaya Ancol. Monyet Ancol ini menjadi awal mula celaan orang Jakarta kepada orang-orang yang tidak mereka sukai atau berperilaku aneh: "Dasar lu monyet Ancol!"
Selain monyet, fauna yang bisa ditemukan di daerah ini adalah buaya. Daerah Ancol, ketika tidak berpenghuni, juga penuh dengan pohon palem, mangrove, dan kelapa, dan merupakan tempat memancing yang lumayan populer.[9]
Pada tahun 1960, Ancol masih tidak berkembang, masih berbentuk rawa dan empang yang penuh dengan nyamuk. Presiden Sukarno, yang terkenal banyak melakukan proyek mercusuar di seluruh Jakarta, mencetuskan ide mereklamasi rawa Ancol dan menjadikannya pusat rekreasi dan hiburan terbesar Jakarta. Ide ini kemudian dimulai pada 1965 melawan konsep lain yang mengembangkan Ancol menjadi daerah industri.
Perkembangan tersebut dimulai pada masa Gubernur Ali Sadikin (1966). Kompleks ini kemudian disebut Taman Impian Jaya Ancol. Fasilitas pertamanya adalah pantai Ancol Bina Ria, yang pada tahun 1970an terkenal memiliki bioskop mobil. Dunia Fantasi dibangun pada tahun 1984. Kini, area rekreasi 554 hektar itu dikenal sebagai Ancol Jakarta Bay City, berisi hotel, bungalow, pantai, taman rekreasi, pasar tradisional, akuarium samudra, lapangan golf dan sebuah marina.
Pada tahun 2020, penduduk kelurahan ini berjumlah 29.978 jiwa; terpecah menjadi laki-laki sebanyak 15.517 jiwa dan perempuan sebanyak 14.461 jiwa, dengan kepadatan penduduk 7.952 jiwa/km2.[11]
Berdasarkan data Sensus penduduk 2010, warga Jakarta Utara didominasi oleh warga dari suku Jawa, Betawi, Batak, Tionghoa dan Sunda, serta sebagian merupakan suku Minangkabau, Melayu, Bugis, dan suku lainnya.[12] Dalam hal agama masyarakat tersebut, Islam sebanyak 81,24%, kemudian Kristen 11,90% (Protestan 7,55% dan Katolik 4,35%), Buddha 6,68% dan Hindu 0,18%.[11]
6°7′44.84″S 106°50′0.06″E / 6.1291222°S 106.8333500°E / -6.1291222; 106.8333500
Wikimedia Commons memiliki media mengenai
Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.
Wenn dies deiner Meinung nach nicht gegen unsere Gemeinschaftsstandards verstößt,
Tarif untuk Samudra Ancol:
Aktivitas Seru di Gerbang Barat Ancol
Bersepeda dan Jalan Santai
Gerbang Barat Ancol dan sekitarnya menawarkan jalur bersepeda dan jalan santai yang nyaman. Anda bisa menyewa sepeda dan menjelajahi kawasan Ancol dengan suasana yang menyegarkan. Jalur bersepeda yang luas dan aman membuat aktivitas ini cocok untuk semua usia.
Nikmati waktu santai dengan piknik di salah satu taman yang ada di sekitar Gerbang Barat Ancol. Bawa bekal makanan dan nikmati suasana taman yang hijau dan asri bersama keluarga atau teman-teman.